Ceroboh
CERITA SEX GAY,,,,,,
Ceroboh
Suasana SMA Cipta Karya sudah sepi. Tersisa beberapa siswa yang masih sibuk mengurusi kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi sekolah lainnya. + a
Damar, siswa kelas dua IPA, masih sibuk dengan laptopnya di ruang kelas. WiFi sekolah yang lancar menjadi alasan ia tetap betah di sekolah meski semua teman-temannya sudah pulang. Kos yang ia tempati tidak memiliki fasilitas internet. + a
“Satu video lagi deh” batinnya. Sudah puluhan video terunduh. Tentunya bukan video biasa sehingga ia perlu waktu yang sepi untuk mengunduh video-video tersebut. Yah, video bokep, dan bukan bokep lawan jenis pada umumnya, melainkan sesama pria, alias homo. Buat jadi bahan coli nanti malam dan besok Minggu, pikirnya. + a
Sudah sejak lama Damar mengetahui orientasi seksualnya yang lebih menyukai lelaki sama sepertinya. Hingga detik ini, yang menjadi aktifitas cabulnya adalah menonton video porno gay dan berujung masturbasi. + a
Di lain tempat, Pak Sony, satpam sekolah, sedang berkeliling sekolah. Ia harus memastikan semua siswa sudah pulang. Hingga ia berhenti di salah satu ruangan. Seorang siswa asik dengan laptopnya dengan sepasang earphone menempel di kedua telinganya. Segera ia mendekati siswa tersebut. + a
“Yay… Udah beres. Saatnya pulang.” Damar berbicara sendiri yang tanpa ia sadari Pak Sony sudah dibelakangnya. Sebuah kecerobohannya kali ini, posisi duduknya membelakangi pintu masuk. Sehingga ia tidak bisa mengetahui bila seseorang telah masuk ruang kelas. Hal itu terpaksa ia lakukan sambil mengisi daya laptopnya yang sudah mulai habis. + a
“Hmmmm sudah selesai yah?” Suara pak Sony membuat Damar kaget bukan kepalang. + a
“Pak.. pak.. Satpam..” Ucap Damar terbata-bata karena kaget. Sorot matanya penuh ketakutan. Ia takut bila pak satpam tersebut sudah lama memperhatikan aktivitasnya. + a
“Sini laptopnya, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.” Lanjut pak Sony sambil meraih paksa laptopnya Damar yang hendak dimasukkan ke tas. Damar masih syok. Tanpa perlawanan berarti, laptopnya sudah berpindah tangan ke pak Sony. + a
“Sekarang ikut saya ke pos keamanan.” Perintah pak Sony yang langsung diikuti oleh Damar. + a
Mereka berdua sudah sampai di pos jaga yang berada di bagian depan sekolah. Hari mulai gelap, Adzan Maghrib segera akan berkumandang. + a
Damar mengambil posisi duduk di salah satu dari dua kursi plastik yang ada di pos. Sementara pak Sony duduk di kursi kayu yang terletak di belakang meja. Ia meletakkan laptopnya Damar di atas meja dan membukanya. Laptopnya tadi belum mati secara sempurna sehingga layar menyala otomatis menunjukkan video bokep gay seorang remaja tengah asyik menyepong kontol pria dewasa diikuti dengang suara khas erangan yang segera di-mute oleh pak Sony. + a
“Ini benar-benar memalukan, Damar. Apa jadinya sampai guru BK tahu? Lalu memanggil orang tuamu?” Pak Sony memulai interogasinya. Name tag di seragam Damar membuat pak Sony tahu namanya Damar. Tidak perlu susah-susah tanya. + a
“Ampun pak. Jangan dilaporkan ke guru BK. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi.” Ucap Damar mengiba. Ia tidak berani menatap langsung wajah garang sang satpam. + a
Pak Sony mulai memperhatikan adegan demi adegan dari video yang masih berputar. Ia mulai berpikir bahwa remaja di video tersebut seperti Damar. Masih muda dengan kulit yang cerah. Wajah Damar juga tampan dan manis secara bersamaan. Bodinya Damar ideal meski sepertinya kalah berotot dibanding remaja yang ada di video. Sekelibat pikiran kotor melintas di otaknya. Ini kesempatan baik. Kebetulan rekan satpam lainnya, Agus, tidak masuk. Istrinya sudah hamil 7 bulan, tentu saja membuat ia tidak dapat jatah. Dan bisa dipastikan sudah tidak ada lagi siapa-siapa di sekolah selain mereka berdua. Adzan Maghrib sudah beberapa menit berlalu. + a
“Baik. Saya bisa saja tidak melaporkan perbuatanmu kali ini. Tapi dengan syarat.” Pak Sony mulai melancarkan serangannya. Ia yakin Damar tidak akan menolaknya. + a
“Benar pak? Baik pak. Saya akan melakukan apa saja biar bapak tidak melaporkan saya.” Sedikit ada rasa lega bagi Damar. Setidaknya ia bisa bernegosiasi dengan pak satpam sekolahnya meskipun ia tidak tahu syarat apa yang diinginkan oleh pak Sony. + a
Bersambung… + a,,,,,,,,,,,,,,,,